Informasi

Jalan Bisnis Netflix yang Tak Sepenuhnya Mulus, Pernah Hampir Bangkrut dan Diremehkan

Netflix menjadi salah satu Platform yang popular saat ini seperti Situs Judi Slot Online Gacor dan kerap dijadikan pilihan Sebagian besar pengguna. Dalam Netflix kalian bisa mendapatkan berbagai macam konten seperti acara Televisi, Series, Film yang bisa kalian nikmati. Sebelum Netflix bisa sukses sekarang ini, tahukah kalian jika dulu Netflix memiliki konsep sewa DVD? Dimana awal bisnisnya, Netflix menyewakan kaset DVD kepada pelanggan melalui surat dan pos. Model Bisnis yang dilakukan Netflix dulu itu bisa dibilang layanan sewa. Netflix mendapatkan pendapatan dengan sistem Pay per Rent yang serupa dengan Blockbuster. Bedanya Netflix menawarkan layanan sewa DVD secara Online. Tentu perjalanan Netflix tidak seperti yang diperkirakan. Netflix pernah mengalami kesulitan finansial, gagal menjual perusahaannya, menghadapi sejumlah penolakan sampai diremehkan oleh perusahaan lain.

Netflix pertama kali berdiri oleh Reed Hastings dan Marc Rundolph pada 29 Agustus 1997 di Scotts Valley, California. Tahun 1999, Netflix memiliki karyawan sebanyak 20 orang dengan kondisi hampir bangkrut. Dalam waktu tersebut, Netflix berusaha mencari cara untuk pertahankan bisnisnya pada Tahun 2000, Reed Hastings mencoab melobi temannya yaitu CEO Blockbuster yaitu John Anitioco untuk membeli Netflix dengan harga 50 Juta Dollar AS dan John Antioco menolaknya dan menertawakan Reed Hastings dan karyawannya tersebut. Lewat penolakannya, Netflix bertekad untuk memperkuat tekadnya Kembali Bersama Netflix. Dan Tahun 2001, Netflix berhasil memiliki satu juga pelanggan dan terus bertambah setiap harinya. Hingga pada Tahun 2006 lima tahun setelahnya, Netflix mendapatkan keuntungan secara signifikan. Dan saat ini Netflix menghasilkan lebih dari 80 Juta Dollar AS dengan 6 Juta pengguna lebih.

Jalan Bisnis Netflix yang Tidak Selalu Mulus

Tahun 2010, Netflix memulai berfokus menjadi layanan Streaming dan melebarkan sayapnya ke Amerika Serikat. Netflix kemudian melakukan perombakan setahun setelahnya. Netflix menjadi dua entitas yang berbeda. Netflix menjadi Platform layanan Streaming dan Qwikster menjadi layanan sewa kaset. Keputusan ini diambil Bos Netflix dalam waktu satu bulan setelah kehilangan 800.000 pelanggan. Saat memasuki Tahun 2012 sampai 2017, Netflix mendapatkan 100 Juta pelanggan yang tersebar di seluruh Dunia. Tahun 2021, Netflix mencatatkan 200 Juta pengguna yang berada di 190 Negara yang berbeda. Netflix saat itu sudah menawarkan lebih dari 15.000 Judul yang diakumulasi dari acara Televisi, Series dan Film.

Netflix juga mengeluarkan banyak fitur seperti Game di Platform Netflixnya. Dimana pengguna yang berlangganan Netflix memungkinkan untuk bermain sejumlah Game berdasarkan adaptasi dari Series dan Film dari Netflix. Dan pada Tahun 2022 lalu, Netflix mengalami bisnis yang cukup berat dimana pada Kuartal Pertama 2022, Netflix telah kehilangan 1,2 Juta pelanggan dan diprediksikan akan mengalami penurunan. Dan Netflix berhasil Kembali pada Kuartal Ketiga 200 dan menambah 2.4 Juta pelanggan dan terus bertambah dari laporan yang ada sampai saat ini.

Salah satu Upaya yang dilakukan Netflix adalah mengeluarkan Paket yang lebih murah. Contohnya Paket “Basic” yang awalnya di harga Rp 120.000 menjadi Rp 65.000. Untuk Paket “Standard” di Indonesia juga turun menjadi Rp 120.000 dari Rp 153.000. Sedangkan untuk Paket “Mobile” dan “Premium” tidak mengalami perubahan. Dan Netflix pertama kalinya membawa iklan ke Paketnya seperti Youtube yang gratis saat menonton sebuah Video ada Iklan yang terselip. Tetapi Netflix dengan Iklan ini belum ada di Indonesia yang berarti pengguna Netflix di Indonesia masih bebas menonton tanpa adanya iklan.